Setelah Kemarin

 


Beberapa kali mata kita bersirobok. Aku tahu kamu sedang menyelidik perasaanku.

"Ada apa, Kei?" tanyaku setelah pertemuan itu.

"Nggak ada," jawabmu lalu merunduk. Pasti meragu.

"Ada yang kamu cari di mataku, Kei?"

"Nggak ada,"

"Kalau kamu mencari cemburu. Semua sudah habis,"

"Aku tak bermaksud begitu, Mas"

"Ya. Kamu bisa meyakinkan lisanmu. Tapi tidak hatimu,"

"Lalu aku harus bagaimana? Aku harus berlari sejauh-jauhnya? Harus meninggalkan semua jejak kita?" tetiba matamu berair.

"Harus begitu,"

Selamat malam, Kei. Kita adalah sisa-sisa perjalanan.